Sejarah Desa

SEJARAH DESA

  1. Legenda Desa Pancasan

 

Pada jaman sebelum datangnya penjajahan Hindia Belanda, daerah ini sudahdihuni dan dikenal sebagai daerah pemukiman yang letaknya berdekatan/berbatasan dengan Kadipaten Pakis Aji yang merupakan mitra Kadipaten Pasir Luhur.

Adipati yang terkenal pada saat itu bernama Raden Adipati Harya Taman yang merupakan menantu Adipati Pasir luhur. Alkisah pada suatu hari Kadipaten Pakis Aji kedatangan salah satu pangeran muda dari kerajaan di Tanah Jawa dengan tujuan utamanya meminang salah satu putri Adipati Harya Taman yang bernama Dewi Rantansari ( Sang Putri ). Dengaan rasa hormat dan takut sang adipati langsung menerima pinangan dari sang adipati langsung menerima pinangan dari Sang Pangeran Muda namun ternyata Sang utri menolak dan meninggalkan kadipaten Pakis Aji, maka marahlah sang Pangeran Muda.

Sang Pangeran muda dengan didampingi oleh sesepuh / Penasehat Adipati yang bernama Ki Sela Brani dan disertai prajurit secukupnya bermaksud mencari keberadaan Sang Putri. Pada saat pencarian kehabisan perbekalan khususnya air minum. Sang Pangeran merasa kehausan maka ditugaskan prajurit u tuk mencari air minum kerumah penduduk terdekat tetapi tak satupun yang berhasil mendapatkan air sehingga sambil menahan marah dan haus Sang Pangeran muda berucap “ Ajining banyu ajining barang” maka terjadilah nama Ajibarang sebagai pengganti Kadipaten pakis Aji.

Sang pangeran Muda meneruskan perjalanannya kearah selatan krang lebih berjarak 1 (satu) km dari Ajibarang. Sang Pangran Muda menugaska kembali prajuritnya untuk mencari air minun ke rumah penduduk namun penduduk ketakutan dan lari.

Para prajurit merasa kesal hatinya sehingga memporak porandakan pohon-pohon yang ada disekitar rumah penduduk. Pda saat itu terjadilah keajaiban alam, hampir semua pepohonan yang ditebang mengeluarkan air yang jernih. Hal ini segera dilaporkan kepada Sang Pangeran Muda. Cerita tersebut menumbuhkan rasa penasaranya sehingga Sang Pangeran Muda membuktikan dengan memangkas / memancas sebuah pohon bamboo kuning dan batang pohon pisang, ternyata benarlah apa yang dikatakan prajurit. Sang Pangeran Muda pun berucap “di pancas ana – di pancas ana”. Akhirnya dengan disaksikan sesepuh Kadipaten, Daerah ini dinamakan Desa Pancasan dari asal kata Pancas-ana. Air jernih hasil memancas tersebut keluar terus dan menjadi sumber mata air yang pada jaman Belanda dibangun menjadi kolam renang yang dinamakan Kolam Renang Tirta Alami, dan menurut kepercayaan masyarakat, dengan mandi di air tersebut dapat membuat orang awet muda. Sampai sekarang Desa Pancasan terkenal dengan smber mata airnya.

Hari menjelang malam, maka atas saran Ki Sela Brani beristirahatlah Sang Pangeran Muda beserta rombonganya di Desa Pancasan. Pada malam harinya mengadakan sarasehan untuk membahas pencarian Dewi Rantasari sekaligus memohon  petunjuk kepada Sang Maha Kuasa mengenai keberadaan Sang Putri.

Firasat yang diterima oleh Ki Sela Brai mengatakan bahwa Dewi Rantasari berada di sebelah Timur Selatan Desa Pancasan dan berada di sebuah hutan. Daerah tersebut sampai sekarang dinamakan Gunung Putri. Untuk mengenang keberhasilan petunjuk yang diperoleh Ki Sela Brani, maka tempat sarasehan dinamakan Padepokan Sela Brani yang sampai saat ini masih dikeramatkan oleh sebagian Penduduk Desa Pancasan.

 

2. Sejarah Pembangunan Desa

 

Sejak jaman penjajahan Belanda dalam perjalanan Sejarah Desa Pancasan sudah ada kepemimpinan di Desa yaitu Lurah. Dalam kurun waktu tahun 1920-an sampai dengan tahun 1945 tercatat beberapa nama lurah, diantaranya yang dikenal adalah lurah Madngisun dengan pola kepemimipinanya yang masih kental dengan feodalisme.

Pada waktu sekitar tahun 1946, kedudukan lurah/ Kepala Desa dijabat oleh Bapak Abdul Manan sampai 1974. pada periode ini pemerintahan desa telah berjalan walaupun masih bersifat seadnya namun dapat mambagi-bagi Wilayah menjad Grumbul/ Dusun yang dipimpin oleh Bau dan juga terbentuk RT-RT. Bapak Abdul Manan dikenal juga sebagai “penatus” karena jasa-jasanya dalam memerintah Desa.

Tahun 1975 sampai dengan tahun 1976 tidak ada kepemimpinan sehingga dijabat oleh YMT / Wakil Kepala Desa / Carik yakni Bapak Soleman. Pada tahun 1977 terpilih Kepala Desa dari Angkatan Kepolisian yaitu Lurah Kartiker atau Bapak Supardi. Pada decade tahun 1975 sampai dengan tahun 1979 tidak banyak perubahan menuju kemajuan(statis).

Pada tahun 1980 sampai dengan 1997, Desa Pancasan dipimpin oleh Bapak Abdul Cholik. Di bawah kepemimipinanya telah berhasil membawa desa pancasan yang dinamis yakni dari desa Swadaya menjadi Desa Swasembada dengan prestasi antara lain:

  1. Penataan wilayah dan Perangkat Desa dari tingaka kebaon sampai dengan grumbul , RW/RT dan juga memfungsikam peranan Lembaga Desa (LMD, LKMD, PKK, sampai kelompok Dasa Wisma dan juga membentuk organisasi kemasyarakatan lainya).
  2. Pengembangan sekolah-sekolah yang semula hanya ada 1 sekolah Negeri dan 1 sekolah Swasta berkembang menjadi 3 Sekolah Dasar Negeri, 2 Sekolah Dasar Swasta (MI Ma’arif), TK Pertiwi, TK Diponegoro, disamping adanya 2 Diniyah atau Sekolah Agama.
  3. Peningkatan pelayanan masyarakat dengan pembangunan Balai Desa, Kantor Desa , Kantor PKK dan Kantor LKMD serta pembenahan administrasi desa dan meningkatan fungsi serta peran RT/RW.
  4. Peningkatan kesadaran beragama dengan merehabilitasi masjid desa, masjid dusun dan mendirikan mushola disetiap RW bahkan ada beberapa sampai ketingkat RT.
  5. Pembangunan lapangan sepak bola.
  6. Pembangunan irigasi
  7. Pembangunan jalan aspal hampir 85 % jalan desa dapat diaspal dan dilalui kendaraan roda 4.
  8. Pembangunan pasar desa dan kios desa.
  9. Peningkatan mutu kolam renang.
  10. Pembangunan sarana air bersih / perpipaan.
  11. Pembentukan kelompok-kelompok tani.
  12. Pembentukan kelompok pengrajin genteng.
  13. Peningkatan dan pengembangan Kamtibmas melalaui penambahan personi Hansip, pembuatan gardu-gardu perondaan sampai tingkat RW bahkan ada sebagian sampai ketingkat RT.
  14. Peningkatan kesadaran pembayaran pajak/PBB setiap akhir tahun tidak ada tunggakan.
  15. Pembangunan sarana kesehatan, polindes dan pelayanan posyandu setiap RT / RW.
  16. Listrik masuk desa hampir mencapai 95 %.

Pada tahun 1998 Desa Pancasan terjadi pergantian pimpinan yang dilaksanakn dengan Pemilihan Kepala Desa baru, karena Bapak Abdul Cholik berdasar Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah sudah harus berhenti setelah manjabat melalui pemilihan 2 ( dua ) periode ( 1980-1997 ).

Desa Pancasan untuk periode 1999-2007 Kepala Desa sipimpin oleh Bapak Achmad Munawar. Dengan dikeluarkanya Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1999 maka Pemerintah Desa Pancasan banyak mengalami perubahan sehingga semua program desa dipayakan maksimal berpedoman pada Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 Perda dan Perdes memasuki era baru sudah barang tentu banyak hal yang masih belum dipahami secara baik oleh Perangkat Desa, BPD maupun lembaga lain yang ada di desa terlebih lagi pemahaman masyarakat di desa.

Segala hal yang mengakibatkan terhambatnya jalanya pemerintahan maupun jalanya pembangunan dapat diselesaikan melalui orum musyawarah yang mengedepankan Demokrasi.

Pada kepemipinan Bapak Achmad Munawar dalam kurun waktu 5 ( lima ) tahun berjalan pada situasi krisis dan era reormasi yang berjalan ini, alhamdulilah tetap dapat meningkatan jalanya roda pemerintahan baik pelayanan masyarakat maupun peningkatan pembangunan. Sedangkan hal-hal / prestasi uang menonjol yang dapat dicapai antara lain:

1. Bidang non fisik.

  1. Tumbuh kembangnya kegiatan ibadah benar-benar signifikan dapat dilihat dari penuhnya tempat-tempat ibadah oleh jamaah pengajian.
  2. Berdirnya/berkembangnya kelompok pengajian rutin.
  3. Berdirnya TPQ ( taman Pendidikan Al-Qur’an )
  4. Meningkatnya keharmonisan hubungan antara ulama dan umaroh.
  5. Berdirinya kelompok-kelompok kesenian yang banyak melibatkan generasi muda antara lain Grup kentongan, seni calung, gejring, Hadroh.
  6. Banyaknya  club-club olah raga khususnya sepak bola (ada 18 Klub sepak bola ) sehingga mampu mengadakan liga sepak bola Pancasan.
  7. Peningkatan kesadaran Iuran PBB ( dapat lunas sebelum jatuh tempo ).

2. Bidang fisik

  1. Merehabilitasi jalan desa yang meliputi dua dusun sehingga saran perhubungan dan perekonomian meningkat.
  2. Pengaspalan jalan desa dusun I, II, III
  3. Rehabilitasi lapangan sepak bola.
  4. Pembelian / penambahan lokasi tanah makam meliputi dua dusun.
  5. Pengembangan air bersih ( Pamsimas ).
  6. Pembuatan gardu / pos Keamanan di tiga (3) Dusun.
  7. Pembangunan mushola hampir disetiap RT.
  8. Pembuatan jalan setapak.
  9. Perbaikan Jembatan Sabrang gati, Blabursari dan sebagian jembatan Karang Kedawung.
  10. Pengadaan Jalan di Wlahar sari menuju Goalangu.
  11. Perbaikan Kolam renang secara bertahap.
  12. Pemavingan jalan di Sabrang Gati.
  13. Rehabilitasi pembangunan Sekolah.

3. Bidang Pemerintahan.

Dalam bidang pemerintahan telah berjalan sesuai dengan TUPOKSI dari masing-masing perangkat desa dan juga fungsi Lembaga Desa senantiasa selalu ditingkatkan khususnya keharmonisan kinerja sehingga sampai saat ini tidak ada hal-hal negative yang muncul di masyarakat.

Demikian sekelumit sejarah Pembangunan Desa Pancasan sampai dengan tahun 2010 ini, dengan harapan akan dapat melaksanakan amanat masyarakat dengan sebaik-baiknya.